Faktor tantangan nasionalisme dan Islam di Indonesia menurut Muhaimin

Jakarta (ANTARA News) - Wakil ketua MPR Muhaimin Iskandar mengatakan semangat nasionalisme dan Islam di Indonesia mengalami tantangan akibat desakan ideologi transnasional dan ketidakadilan maupun ketimpangan ekonomi yang tinggi karenanya harus segera diatasi.

"Penetrasi ajaran radikal menyebabkan adanya dikotomi atau pemisahan semangat Islam dan kebangsaan dan menyebabkan munculnya khilafah sebagai ideologi alternatif," kata Wakil Ketua MPR Muhaimin Iskandar saat kuliah umum di Caulfield Monash University, Melbourne, Australia pada Jumat petang (27/7) setempat, yang dihadiri sekitar 200 civitas akademika dan warga Indonesia di Melbourne.

Kuliah umum ini dibuka oleh Dekan Fakultas Seni Universitas Monash Profesor Shareen dan dimoderatori oleh Asisten Profesor Julian Millie. Pada kesempatan iru Cak Imin membawakan makalah berjudul Indonesia, Islam dan Nasionalisme.

Lebih lanjut Muhaimin mengatakan, ketidakadilan dan ketimpangan ekonomi yang tinggi juga menyebabkan kekecewaan warga yang merasa terpinggirkan dalam kehidupan berbangsa.

Baca juga: Muhaimin: Umat Islam harus aktif dalam pembangunan

Baca juga: Muhaimin minta pemerintah lebih perhatikan sekolah swasta-pesantren

Salah satu bukti kekecewaan akibat ketidakadilan yang belum teratasi ini, menurut Ketua Umum PKB ini, bisa terlihat dari adanya kerinduan terhadap era Orde Baru sehingga mengaburkan kemajuan dan pencapaian reformasi bangsa Indonesia sejak tahun 1998.

"Padahal ada banyak kemajuan-kemajuan reformasi yang sudah bisa kita lihat seperti adanya peningkatan anggaran APBN pendidikan 20 persen dan munculnya pembangunan yang tidak hanya dari atas ke bawah (top-down) tetapi juga dari bawah keatas (bottom-up) lewat skema seperti dana desa yang digulirkan oleh pemerintah" kata Cak Imin.

Menurut Wakil Ketua MPR itu, Pemerintah Indonesia perlu bekerja keras mengatasi ketimpangan ekonomi lewat berbagai skema seperti pembagian lahan paling tidak 100-200 hektar per tahun untuk petani dan membuat skema kemitraan perbankan untuk membantu usaha kecil rakyat miskin. Pola usaha public private partnership yang dijalankan secara terukur dan proporsional, terutama di sektor pertanian dan ekonomi desa, bisa dikembangkan. 

Dekan Shareen menyampaikan apresiasinya terhadap pemikiran dan pengalaman politik Cak Imin. Sebagai penutup diskusi ini, Profesor Shareen menyatakan sangat tertarik untuk bekerja sama dengan kampus-kampus NU di Indonesia. Agar kedua belah pihak dapat saling memerkaya wawasan dan saling memajukan.

Baca juga: Muhaimin: Koalisi Jokowi solid hadapi pilpres 2019

Baca juga: Pengamat ini bilang Muhaimin pas jadi cawapres Jokowi

Pewarta: Jaka Sugianta
Editor: Gilang Galiartha
COPYRIGHT © ANTARA 2018

Let's block ads! (Why?)

https://www.antaranews.com/berita/730901/faktor-tantangan-nasionalisme-dan-islam-di-indonesia-menurut-muhaimin

0 Response to "Faktor tantangan nasionalisme dan Islam di Indonesia menurut Muhaimin"

Posting Komentar