Dubes RI DR Rizal Sukma melepas keberangkatan jenazah sesepuh warga Indonesia di London yang juga pengasuh Pondok Buntet Pesantren Cirebon, KH Nahduddin Royandi Abbas, yang wafat di London, Inggris, Rabu (25/4) dalam usia 84 tahun sebelumnya dirawat intensif di Barnet Community Hospital, London.
Menurut rencana jenazah diberangkatkan Sabtu siang dengan penerbangan Emirates EK002 pada pukul 14.20 dan diharapkan sampaj di tanah air Minggu pada pukul 15.40 setelah transit di Dubai, demikian pengurus pengajian masyarakat Indonesia di Indonesia Islamic Centre (IIC) Djamal Djamalullail kepada Antara London, Sabtu.
Dikatakannya pada Jumat malam juga telah digelar acara tahlilan di rumah keponakan KH Royandi, yaitu KH Ghozy Mujahid yang dihadiri Komunitas indonesia dan Brunei Darussalam, tempat ibu Siti Abbas Royandi bekerja.
Sedianya jenazah akan diberangkatkan dengan penerbangan Garuda namun jadwal ketibaan di tanah air larut malam dan akhirnya diputuskan dengan penerbangan Emirates, ujar Djamal yang juga bekerja sebagai lokal staff di KBRI London.
Setelah di sholatkan di Masjid Hendon setelah Sholat Jumat yang juga diikuti Dubes Rizal Sukma dan rombongan masyarakat Indonesia di London, jenazah kembali ke tempat funeral untuk menghormatan terakhir melihat terakhir kali jenazah yang diiringi doa dipimpin BPKRT KBRI London ustadz Hamim Syaaf.
Pengurus NU cabang London, Hadi Susanto kepada Antara London, Sabtu mengatakan bahwa KH Nahduddin Royandi Abbas adalah pendiri NU Cabang Istimewa UK. Diakuinya KH Royandi sangat mengayomi warga Indonesia, khususnya daerah London dan sekitarnya. "Kami sangat kehilangan figur bapak yang mengasuh jamaah NU UK," ujar dosen Matematika di Essex University, Colchester.
Bahkan NU UK, menurut Hadi Susanto, bisa tetap ada sampai sekarang di tengah pergantian anggota yang relatif cepat setiap tahunnya (karena warga NU yang berstatus mahasiswa) tidak lain karena doa dari KH Royandi.
Sebelum meninggal dunia KH Royandi yang meninggalkan istri Siti Abbas Fadillah yang bekerja di Kedutaan Brunei, beberapa hari terakhir, KH Abdullah Abbas yang biasa disapa Mbah Din mengalami masa kritis setelah mendapat perawatan intensif di Barnet Community Hospital, selama lebih dari dua minggu.
KH Abdullah Abbas yang menetap di London Inggris sejak tahun 1958, Sebelumnya Mbah Din menempuh pendidikan di berbagai tempat dan pernah nyantri di Pesantren Lirboyo, serta mengaji pada Syaikh Yasin Padang di Makkah, hingga menempuh studi di jenjang perguruan tinggi yang menetap di London, Inggris.
Dikutip dari laman buntet pesantren, sejak 2007, kiai dua cucu itu dipercaya oleh para kiai Buntet Pesantren untuk melanjutkan kakaknya, KH Abdullah Abbas untuk memimpin Pondok Buntet Pesantren.
KH. Nahdhuddin Abbas, pada tahun 1959 ketika usianya menginjak 23 tahun, menetap di London Inggris dan bekerja sebagai diploma dan juga sempat bekerja di PT Aneka Tambang. Di Inggris Mbah Din tidak pernah meninggalkan dakwah Islam , terutama kepada muslim warga negara Indonesia dan Ina juga menjadi rais syuriyah Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU United Kingdom (UK).
Mbah Din yang dikenal juga banyak menginisiasi berdirinya masjid dan musholla di daerah-daerah pelosok inggris raya dan pernah menduduki pengurus islamic council board atau semacam MUI di Indonesia. Rencananya, jenazah Pengasuh Pesantren Buntet, tiba di tanah air pada hari Minggu dan selanjutnya dibawa ke Pondok Buntet Pesantren di Cirebon.
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2018
0 Response to "Jenazah sesepuh Pondok Buntet tiba di Tanah Air Minggu"
Posting Komentar