Langkah tersebut dilakukan setelah pertemuan bersejarah pada Jumat (27/4), saat Presiden Korsel Moon Jae-in dan pemimpin Korut Kim Jong-un setuju mengakhiri permusuhan sekaligus bekerja sama menuju pelucutan nuklir menyeluruh di Semenanjung Korea.
Korsel dijadwalkan mematikan pelantang suara pada Selasa (1/5), yang selama ini menyiarkan campuran berita, lagu K-Pop dan kecaman terhadap penguasa Korut. Hal itu sebagai isyarat niat baik menjelang pertemuan puncak kedua Korea.
"Kami melihat itu sebagai langkah pertama paling mudah untuk membangun kepercayaan militer," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel, Choi Hyun-soo,
Ia menimpali, "Kami mengharapkan hal yang sama bagi Korea Utara."
Pertemuan puncak berujung baik tersebut meningkatkan kepercayaan Korsel pada Korut, demikian hasil jajak pendapat pada Senin, meskipun deklarasi akhir pertemuan itu meninggalkan banyak pertanyaan yang tak terjawab, terutama apa arti "denuklirisasi" atau bagaimana itu akan tercapai.
Banyak hal yang kini bergantung pada pertemuan puncak mendatang antara Pemimpin Korut Kim Jong-un dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang mengatakan pertemuan itu bisa terjadi selama tiga sampai empat minggu mendatang.
Setiap kesepakatan dengan AS akan mengharuskan Korut menunjukkan langkah yang "tidak dapat diubah" untuk menghentikan program senjata nuklirnya, demikian Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, Minggu.
Kebingungan diplomasi sedang berlangsung menjelang pertemuan itu, dengan China yang mengatakan akan mengirim diplomat tinggi pemerintah, Wang Yi, untuk mengunjungi Korut pada Rabu dan Kamis pekan ini. China adalah sekutu utama Korut.
Selama akhir pekan, kepala mata-mata Korsel mengunjungi Tokyo untuk memberi penjelasan singkat kepada Perdana Menteri Shinzo Abe, demikian laporan Reuters.
Pewarta: -
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2018
0 Response to "Korsel akan copot pelantang suara perbatasan, Korut selaraskan wilayah waktu"
Posting Komentar