"Kami memaksa warga untuk mengungsi ke wilayah aman, sebab ancaman longsor susulan bisa terjadi kapan saja," ujar Sekretaris Desa (Sekdes) Hutokalo, Nazar Alamri, Minggu, di Gorontalo.
Ia mengatakan, satu unit rumah warga di desa itu, milik Almokoginta, tertimbun longsor pada pukul 17.00 WITA dan dikhawatirkan bisa terjadi longsor susulan.
Sejak pukul 13.00 WITA hingga saat ini, kata Nazar yang juga relawan Desa Tangguh Bencana (Destana), curah hujan di wilayah itu masih tinggi.
Tidak ada alasan bagi warga untuk memilih tetap berada di dalam rumah, mengingat desa itu berada di kaki bukit yang kondisinya sangat labil sehingga rawan longsor.
Pemukiman di desa itu, kata Nazar, merupakan kompleks perumahan Komunitas Adat Terpencil (KAT), yang letaknya di kaki bukit.
Kondisi perbukitan yang tidak ditanami tanaman tahunan, diperkirakan memicu struktur tanah menjadi labil mengakibatkan rawan bencana tanah longsor.
Pemerintah desa sudah berkoordinasi dengan pihak Koramil dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten, serta relawan Tagana untuk melakukan evakuasi warga dan harta bendanya, termasuk memastikan seluruh pemukiman sudah kosong.
Sementara itu, Danramil 13/Sumalata, Kapten Inf Bustomi mengatakan, pihaknya sudah menyiagakan personel Babinsa di wilayah itu sebab dikhawatirkan curah hujan yang masih tinggi akan memicu longsor susulan.
"Kami pun berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten dan pemerintah desa untuk memastikan seluruh warga sudah berada di lokasi pengungsian yang aman," ujarnya.
Pewarta: Susanti Sako
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2018
0 Response to "70 warga Gorontalo Utara mengungsi hindari longsor susulan"
Posting Komentar