Alasannya, di turnamen tersebut, Indonesia bertemu dengan tim-tim Asia yang akan berlaga pula di Asian Games 2018 seperti Korea Selatan, Jepang, Iran dan Taiwan.
"Kami menghadapi tim-tim kuat Asia, juga ada klub asal Kanada. Kami bermain baik di sana," ujar Fictor Roring di Jakarta, Kamis.
Dia mencontohkan ketika timnas melawan Iran yang di atas kertas lebih kuat dibandingkan Indonesia.
Saat itu, Andakara Prastawa dan kawan-kawan menampilkan permainan pantang menyerah yang membuat timnas Indonesia mengimbangi Iran meski akhirnya takluk dengan skor tipis 62-66.
Selain itu, timnas putra juga berhasil memaksa juara bola basket Asian Games 2014, Korea Selatan melalui babak tambahan atau "overtime" walau takluk 86-92 usai pertandingan. Satu-satunya kemenangan Indonesia di William Jones diraih dari timnas B Taiwan dengan skor 87-75.
"Ini bukti program dan persiapan yang kami buat berjalan dengan baik," kata Fictor.
Sementara kapten timnas bola basket putra Indonesia Arki Dikania Wisnu menyebut momen Piala William Jones menjadi ajang berharga karena timnya merasakan kekuatan Korea Selatan yang merupakan pesaing Indonesia di Grup A Asian Games 2018.
Korea Selatan juga menjadi lawan Indonesia di pertandingan pertama Grup A Asian Games pada Selasa (14/8) di Hall A Basket Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
"Kami mendapatkan pengalaman awal menghadapi Korea Selatan. Jadi ketika bertemu di Asian Games 2018 tidak terlalu terkejut," tutur Arki.
Di Asian Games ke-18 tahun 2018, timnas bola basket putra Indonesia bergabung di Grup A bersama Korea Selatan, Thailand dan Mongolia.
Baca juga: Timnas putra umumkan 12 pemain Asian Games 2018
Pewarta: Michael Teguh Adiputra S
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2018
0 Response to "Fictor Roring sebut turnamen William Jones berdampak bagi timnas"
Posting Komentar