"Beberapa bulan lalu dengan wayang beber di Sragen, wayang golek di Jawa Barat, dan kesenian lokal lainnya. Ini mengulangi yang dilakukan Walisongo dulu waktu syiar Islam. MPR melanjutkan tradisi yang sangat baik ini," kata Hidayat saat membuka pagelaran wayang kulit di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Sabtu malam.
Pagelaran wayang kulit dengan lakon "Wahyu Cakraningrat" dengan dalang Ki Danang Suseno, putra dalang kondang Ki Manteb Sudarsono, di lapangan Desa Suruh, Kecamatan Tasikmadu, Karanganyar, juga bagian dari sosialisasi empat pilar MPR yang digelar Sekretariat Jenderal MPR RI.
Menurut Hidayat dulu Walisongo menggunakan budaya sebagai sarana yang mudah membuat masyarakat berkumpul dengan nyaman.
"Ini sekaligus menegaskan bahwa antara budaya dan keagamaan kita tidak ada pemisahnya," kata Hidayat yang hadir dalam acara itu bersama anggota MPR dari Fraksi PKS Muhammad Mantri Agung.
Melalui budaya, termasuk wayang kulit yang sudah diakui sebagai warisan budaya asli Indonesia oleh Unesco, kata Hidayat, dapat disampaikan dengan baik prinsip bernegara yang tertuang dalam empat pilar MPR yang terdiri atas Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Sementara itu Kepala Biro Humas MPR Siti Fauziah selaku penanggung jawab kegiatan berharap sosialisasi empat pilar MPR melalui pagelaran wayang itu selain bisa melestarikan budaya juga lebih memudahkan masyarakat dalam menyerap nilai-nilai yang disampaikan.
"Harapan kami, wayang tak hanya dijadikan tontonan, tetapi juga tuntunan," katanya.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2018
0 Response to "Hidayat Nur Wahid menyebut MPR lanjutkan tradisi Walisongo"
Posting Komentar