Jakarta (ANTARA News) - Organisasi nirlaba yang bergerak di bidang literasi digital, Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) menilai pada kuartal pertama 2018 ini, hoax mengenai politik dan kesehatan menjadi yang terbanyak berdasarkan jangkauan mereka.
"Awal 2018 ini, hoax tentang politik dan isu SARA. Kesehatan juga banyak dan mengganggu," kata Ketua Mafindo Septiaji Eko Nugroho saat jumpa pers peluncuran CekFakta.com, situs pengecek fakta, di Jakarta, Sabtu.
Tanpa merinci jumlah hoax yang berkaitan dengan politik, SARA dan kesehatan, Mafindo menyebutkan hoax yang dapat mereka kumpulkan belum tentu menjangkau daerah-daerah di luar kota besar. Sementara itu, mereka menilai dampak hoax meresahkan karena juga berakibat di dunia nyata, misalnya isu penganiayaan terhadap ulama oleh pengidap gangguan jiwa yang berujung pada beberapa orang dengan gangguan mendapat perlakuan kekerasan.
Pada kesempatan terpisah di acara yang sama, Mafindo menyatakan hoax tersebar karena literasi digital masyarakat yang rendah. Masyarakat saat ini berada dalam zaman post-truth, hidup dalam kelompok-kelompok sehingga mudah menaruh curiga pada orang yang berada di luar kelompoknya.
Untuk itu, agar jangkauan untuk memerangi hoax meluas, Mafindo bekerja sama dengan 22 media yang tergabung dalam Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) untuk membuat situs pengecek fakta, CekFakta.com untuk melakukan verifikasi dan klasifikasi terhadap hoax yang beredar.
Menggunakan model sharing newsroom, redaksi bersama, hoax yang dikumpulkan oleh Mafindo di database akan diverifikasi oleh lebih dari dua media. Setelah mendapatkan kejelasan, media tersebut akan memuat informasi yang sudah diverifikasi di media masing-masing dan situs CekFakta.com.
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2018
0 Response to "Mafindo: hoax politik dan kesehatan terbanyak"
Posting Komentar