Masyarakat Indonesia tentu masih mengingat bagaimana rasanya menumpang bus-bus dari perusahaan transportasi PPD bermerek Mercedes-Benz Superior Coach tahun 1971 maupun Mercedes-Benz seri Omnibus Hintere (OH) yang digunakan DAMRI pada 1988 hingga 2015.
Para penumpang yang biasa menunggu di halte bus pada masa itu tentunya mengingat wajah kendaraan bongsor dengan panjang belasan meter tersebut.
Kehadiran bus itu pun sudah terlihat dari jauh melalui ciri khas desain lampu bulat yang diposisikan ke bawah mendekati bumper, kaca depan yang lapang dan kelir bodi yang umumnya berwarna biru muda, ditambah dentuman klakson dan deru mesin yang terdengar jelas saat didekati.
Bus-bus lawas itu kini bisa disaksikan bahkan ditumpangi untuk sesaat pada pameran
Sebanyak 10 bus lintas generasi, mulai dari yang tertua Fuso 1963 koleksi PO Sumber Alam Kutoarjo hingga Mercedes-Benz Vintage 2017 edisi khusus dari PT Transjakarta, akan memberikan gambaran bagaimana proses transformasi armada bus dalam setiap dekade.
"Ide kami ini membangkitkan kenangan orang lewat bis," kata Koordinator Indonesia Classic n Unique Bus (Incubus) A.M Fikri di JIExpo Kemayoran, Kamis.
"Transjakarta menangkap ide kami dan mengaplikasikannya dengan armada baru dengan tampilan yang vintage," katanya.
Fikri mengatakan pihaknya tidak pernah bosan untuk menghadirkan bus-bus klasik ke hadapan masyarakat Indonesia. Bukan sekadar membangkitkan kenangan, melainkan mengajak masyarakat untuk kembali menaiki bus sebagai transportasi massal yang terjangkau dan pernah berjaya di Indonesia.
Baca: Retrospeksi kejayaan bus bersama Indonesia Classic n Unique Bus
Berbeda dari tahun lalu, pameran bus jadul kali ini menghadirkan tiga armada yang belum pernah tampil yaitu dua unit DAMRI dan satu unit Hino AM100 yang semuanya masih beroperasi baik.
Pengunjung pameran juga bisa menaiki PPD Mercedes-Benz Superior Coach 1971 dan Mercedes-Benz Omnibus Hintere (OH) DAMRI Bandung beroperasi sampai 2015.
Bus-bus klasik lainnya yang terpajang pada pameran itu yakni Bus Kayu POWNIS Mitsubishi Colt Diesel 100 PS milik PT Timah, Mercedes-Benz PPD (1991) Volgren, Bus Hino medium (1984) koleksi PO Maju Lancar Yogyakarta,Hino AK, dan empat unit bus koleksi pribadi.
Ketika ditanya unit bus dengan harga termahal, Fikri menjawab "bukan nilai uangnya, tetapi sejarahnya. Kita perlu membudayakan kembali naik bus."
Oleh Alviansyah Pasaribu
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2018
0 Response to "ARTIKEL - Membangkitkan kenangan lewat bus-bus klasik"
Posting Komentar