Pada hari ketiga VITM 2018, Sabtu, "batik corner" yang menempati sisi depan Paviliun Indonesia terlihat dipadati pengunjung yang antre untuk mencari informasi soal kain batik, sekaligus merasakan sensasi seni dalam membatik.
"Banyak yang tertarik, umumnya kalangan mahasiswi berkelompok datang untuk belajar membatik," kata Krismini Kussudiarsono, kepada Antara, di Hanoi, Sabtu.
Krismini (56 tahun) adalah Instruktur Batik pada Museum Tekstil Jakarta yang ikut serta dalam rombongan Kementerian Pariwisata RI dalam melakukan pameran di VITM 2018.
Ia mengatakan, antusias warga Vietnam untuk mencoba belajar membatik sangat tinggi. "Per hari kita hanya memberikan teknik membatik kepada 25 orang pengunjung. Peminat banyak, tapi harus kita batasi juga supaya tidak membeludak," katanya.
Menurut Krismini, peralatan yang disiapkan untuk memberi pelajaran membatik meliputi canting (semacam pena batik), kompor kecil, tungku listrik, dan ram.
Sedangkan bahan yang disediakan meliputi mori atau lazim disebut kain katun putih yang sudah diberi motif, lilin atau "malam" semacam lilin yang dicairkan dengan cara dipanaskan yang berfungsi menahan warna agar tidak masuk ke dalam serat kain.
Mori atau kain katun kira-kira selebar sapu tangan disediakan dengan motif kawung, ceplok bunga, gambar pesawat.
"Setelah selesai dan diberi nama, kain hasil membatik pengunjung dipersilahkan untuk dibawa pulang, sebagai oleh-oleh bahwa telah mengunjungi Paviliun Indonesia dan belajar membatik," katanya.
Krismini mengatakan, sudah menekuni batik sejak tahun 1987 dan mengembangkannya setelah lulus SMK Jurusan Batik, di Yogyakarta.
Selain Vietnam, Krismini sudah mengikuti pameran pariwisata yang difasilitasi Kementerian Pariwisata ke sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, Jerman, Australia, Shanghai, Belanda, Malaysia, Republik Ceko dan termasuk Vietnam.
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2018
0 Response to "Atraksi seni membatik favorit pengunjung VITM 2018"
Posting Komentar